Minggu, 20 Juli 2025

Link income

 https://instancehospitalitysurmise.com/veuxuq95?key=8c57543d38779a1d192dcad7812e4a75

Rabu, 02 Juli 2025

Sejarah dan Asal-Usul Weton: Warisan Perhitungan Hari Lahir Orang Jawa


Pendahuluan

Di tengah kemajuan zaman digital seperti sekarang, budaya dan kearifan lokal tetap menjadi warisan berharga yang patut dilestarikan. Salah satunya adalah ilmu weton, sebuah sistem penanggalan tradisional masyarakat Jawa yang masih digunakan hingga kini untuk berbagai keperluan seperti perhitungan jodoh, hari baik, hingga prosesi adat. Artikel ini akan mengulas
tentang sejarah, asal-usul, dan dasar perhitungan weton dalam tradisi Jawa

Sejarah dan Asal-Usul Weton dalam Budaya Jawa

Apa itu Weton ?

Weton adalah kombinasi antara hari dalam kalender Masehi (dina) dan hari pasaran Jawa (legi, pahing, pon, wage, kliwon) yang digunakan masyarakat Jawa untuk menentukan karakter seseorang, nasib, kecocokan jodoh, hingga waktu baik dan buruk untuk melakukan aktivitas tertentu.
Ilmu weton merupakan bagian dari primbon Jawa, sebuah kitab warisan leluhur yang berisi berbagai ramalan, petunjuk hidup, dan perhitungan tradisional.

Sejarah dan Asal-Usul Weton

Asal-usul sistem weton diyakini telah ada sejak masa kerajaan Hindu-Buddha di Jawa, yang kala itu masyarakatnya telah mengenal sistem kalender Saka. Tradisi ini kemudian berpadu dengan kebudayaan Islam saat Wali Songo mulai menyebarkan agama Islam di tanah Jawa.
Salah satu tokoh penting dalam pelestarian sistem ini adalah Sunan Kalijaga, yang disebut-sebut ikut mengembangkan metode perhitungan weton untuk mendekatkan ajaran Islam dengan budaya lokal.

Ilmu weton lalu dibukukan dalam berbagai kitab primbon, salah satunya yang paling terkenal adalah Primbon Betaljemur Adammakna. Kitab ini memuat tata cara menghitung neptu (nilai angka) hari dan pasaran, serta tafsir mengenai karakter, rezeki, dan jodoh seseorang berdasarkan jumlah neptu kelahiran.

Dari Mana Ilmu Weton Berasal?

Secara garis besar, ilmu weton berasal dari:

Kalender Saka Jawa: Menggunakan sistem kalender lunar (bulan) dan pasaran, warisan India kuno.

Tradisi Primbon: Catatan leluhur Jawa tentang perhitungan waktu, nasib, perjodohan, dan kesehatan.

Pengaruh Islam: Wali Songo mengadaptasi weton untuk syiar dakwah agar mudah diterima masyarakat.


Kitab Primbon Betaljemur Adammakna menjadi salah satu referensi penting yang masih digunakan hingga kini, di samping naskah-naskah kuno seperti Serat Jayabaya dan Serat Darmogandul.

Bagaimana Cara Menghitung Weton?

Setiap hari dan pasaran dalam kalender Jawa memiliki nilai angka yang disebut neptu.
Berikut adalah contoh tabel nilai neptu:

Hari.    Neptu  Pasaran Neptu

Minggu  5          Legi.      5
Senin.    4          Pahing   9
Selasa.  3          Pon        7
Rabu      7          Wage.    4
Kamis    8          Kliwon.  8
Jumat    6  
Sabtu     9  


Cara menghitungnya sangat sederhana: Neptu Hari Lahir + Neptu Pasaran = total nilai weton
Contoh:
Jika lahir di hari Selasa Kliwon → 3 + 8 = 11

Nilai total weton ini yang kemudian dijadikan dasar perhitungan jodoh, hari baik, watak, dan keberuntungan.

Kesimpulan

Ilmu weton bukan sekadar warisan budaya, tapi juga bentuk kearifan lokal yang mencerminkan filosofi hidup masyarakat Jawa dalam memaknai waktu, keberuntungan, dan harmoni alam.
Meskipun zaman terus berkembang, weton tetap lestari karena mampu menyatu dengan nilai spiritual, sosial, dan adat istiadat yang mengakar kuat di tengah masyarakat.

Mengetahui asal-usul dan sejarah weton membuat kita lebih bijak dalam memahami makna tradisi, sekaligus menjaga nilai-nilai budaya bangsa yang kaya ini tetap hidup di generasi mendatang.





Link income

  https://instancehospitalitysurmise.com/veuxuq95?key=8c57543d38779a1d192dcad7812e4a75